Mahasiswa sebagai Peran di Masyarakat

Sebagai mahasiswa berwawasan, seharusnya mereka mengerti bagaimana caranya mengaktualisasikan seluruh pengetahuannya di berbagai kehidupan baik secara individual maupun sosial(Buku Sosiologi Klasik karya Wardi Bachtiar). Gagasan perihal kehidupan antar manusia dapat dijumpai dalam setiap masyarakat, bahkan pada masyarakat yang paling sederhana sekalipun. Kehidupan merupakan refleksi dari peristiwa dan pengalaman yang bersifat general. Kearifan masyarakat atau folk wisdom merupakan esensi dalam pengetahuan bersama (common-sense) dalam masyarakat. Common sense tersebut sangatlah penting bagi masyarakat dalam memelihara ketertiban sosial.

Ruang lingkup yang sangat luas mampu memberikan banyak pengaruh mahasiswa dalam bermasyarakat. Aspek yang dinilai oleh masyarakat pun sangat banyak, mulai dari aspek ekonomi, aspek sosiologi, aspek politik, aspek sastra dan budaya, dan lain sebagainya. Bermasyarakat bukan hanya soal bagaimana mereka bersosialisasi dengan baik atau memberikan pemikiran-pemikiran yang fasih sehingga masyarakat pun turut serta dalam proses bermasyarakat. Tetapi mereka juga harus memberikan berbagai inovasi yang belum tercipta di kalangan masyarakat di daerahnya. 

“Sekarang martabat Negara, tampak telah sunyi sepi, sebab
rusak pelaksanaan peraturannya, karena telah teladan, 
orang meninggalkan kesopanan, para cendekiawan dan para
ahli terbawa, hanyut ikut arus dalam jaman bimbang, 
bagaikan kehilangan tanda-tanda kehidupannya, 
kesengsaraan dunia karena tergenang berbagai halangan.” 

---Ranggawarsita---

Dari kalimat-kalimat di atas bisa disimpulkan bahwa zaman sekarang sudah tidak seimbang. Sehingga mahasiswa yang menjadi penerus perjuangan dan penegak keadilan harus berusaha berperan. Bangsa yang bersatu yang selalu menggenggam arah tujuan dan cita-cita adalah mereka yang berperan dalam pembangunan negara ini. 

Pada saat ini bangsa Indonesia sedang menghadapi berbagai masalah yang telah menyebabkan terjadinya krisis yang sangat luas. Nilai-nilai agama dan nilai-nilai budaya bangsa belum sepenuhnya dijadikan sumber etika dalam berbangsa dan bernegara oleh sebagian masyarakat. Hal itu kemudian melahirkan krisis akhlak dan moral yang berupa ketidakadilan, pelanggaran hukum, dan pelanggaran hak asasi manusia. 

Dari kerangka tersebut maka perlu adanya upaya mewujudkan nilai-nilai agama dan budaya bangsa sebagai sumber etika dan moral untuk berbuat baik dan menghindari perbuatan tercela, serta perbuatan yang bertentangan dengan hukum dan hak asasi manusia. Nilai-nilai agama dan budaya bangsa selalu berpihak kepada kebenaran dan menganjurkan untuk memberi maaf kepada orang yang telah bertobat dari kesalahannya.

Perlu adanya konsentrasi di setiap proses dalam membangun dan mempertahankan kesejahteraan masyarakat. Peran yang diambil pun harus sesuai dengan kemampuan. Mereka-mereka yang ingin memecah belah perdamaian di negara ini, sebagai mahasiswa perlu membantu dengan gotong royong membela. 

Sudah tidak perlu dipertanyakan lagi seberapa kejamnya praktek-praktek politik yang berjalan di bangsa ini. Mahasiswa berpotensi ikut andil dalam menjalankan kedamaian sebagaimana yang terkandung dalam nilai-nilai pancasila. Karena pancasila merupakan karya bersama yang dihasilkan melalui konsensus bersama, Pancasila itu merupakan titik-semu (common denominator) yang menyatukan keindonesian. Dengan demikian, jelas bahwa penetapan rumusan Pancasila merupakan hasil final, yang harus dijunjung tinggi oleh setiap warga Indonesia dalam mengembangkan kehidupan kebangsaan dan kenegaraan. [Zeyla]

Post a Comment

sahabat PMII wajib berkomentar untuk menunjang diskusi di dalam blogger

Lebih baru Lebih lama